Indische Partij: Latar Belakang, Pendiri, Tujuan, Akhir Perjuangan

Jakarta, PaFI Indonesia — Latar Belakang, Indische Partij (IP) atau Partai Hindia adalah organisasi politik pertama yang berperan dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Meskipun Indische Partij pada akhirnya dibubarkan, tetapi keberadaan mereka berperan penting dalam membangkitkan kesadaran politik dan nasionalisme rakyat Indonesia kala itu.

Latar belakang lahirnya Indische Partij

Latar belakang Indische Partij dimulai dari kekecewaan Dr. Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi) terhadap diskriminasi dan ketimpangan status terhadap masyarakat Indonesia asli, masyarakat campuran Indonesia-Eropa, dan Belanda.

Sebab, ketika itu, akses pendidikan, sosial, dan ekonomi hanya berpihak kepada orang-orang Belanda. Sementara sebagian campuran Indonesia-Eropa mendapat akses, sedangkan orang Indonesia asli tidak.

Menurutnya, jika masyarakat Indonesia asli ingin memperjuangkan haknya mereka harus bekerja sama dalam satu wadah. Maka ia ingin membentuk sebuah partai politik yang dapat menjadi wadah tersebut.

Di sisi lain, Cipto Mangunkusomo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) juga kerap mengeluarkan kritik dalam bentuk tulisan di media massa kepada pemerintah Belanda.

Mereka kerap melempar kritik soal sikap pemerintah Belanda yang sewenang-wenang dan menyengsarakan masyarakat Indonesia.

Dari sinilah, ketiganya kemudian mendirikan Indische Partij pada 25 Desember 1912 dengan landasan kebangsaan atau nasionalisme.

Dikutip dari Modul Pembelajaran Sejarah SMA Kelas XI (2020) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Indische Partij didirikan di Bandung oleh ketiga tokoh tersebut yang dijuluki Tiga Serangkai.

Indische Partij merupakan organisasi pergerakan nasional yang bersifat politik murni dengan semangat nasionalisme yang bertujuan untuk menanamkan rasa kebangsaan pada rakyat Indonesia.

Sikap tegas Indische Partij tampak dalam keberanian mereka mengkritik kebijakan pemerintah Belanda. Mereka juga menggaungkan semboyan yang berbunyi “Indie los van Holland” (Hindia bebas dari Belanda) dan “Indie voor Indier” (Indonesia untuk orang Indonesia).

Cita-cita atau tujuan Indische Partij tersebut disebarluaskan melalui surat kabar “De Express”. Berkat aksi revolusionernya itu, Indische Partij berkembang pesat di berbagai daerah di Hindia Belanda.

Dalam perjalanannya, Indische Partij mampu menjaring hingga ribuan anggota di Hindia Belanda. Mulai dari kalangan masyarakat Indonesia asli, campuran Indonesia-Eropa, hingga keturunan China, Arab, dan lainnya.

Tokoh pendiri Indische Partij

Indische Partij didirikan oleh tokoh berjuluk tiga serangkai. Berikut profilnya.

1. Douwes Dekker

Douwes Dekker adalah keturunan Belanda, Prancis, Jerman, dan Jawa. Keluarganya adalah keturunan Eropa yang tinggal di Hindia Belanda.

Namun, ibunya memiliki darah keturunan Jerman-Jawa, sehingga ia tergolong campuran Indonesia-Eropa. Ia besar di Indonesia dan menempuh pendidikan di HBS di Batavia.

Saat dewasa, Douwes Dekker bergabung ke beberapa surat kabar sebagai wartawan dan penulis. Ia juga merupakan aktivis politik hingga akhirnya mendirikan Indische Partij.

2. Cipto Mangunkusumo

Cipto Mangunkusumo merupakan keturunan priyayi yang memiliki kesempatan sekolah di STOVIA. Kendati begitu, ia menentang gagasan bahwa priyayi harus tunduk pada pemerintah Belanda.

Hal ini membuatnya kerap mengkritik pemerintah Belanda yang dianggap merendahkan martabat bangsa.

Kendati begitu, hal ini tidak serta merta membuat pemerintah Belanda benci kepadanya karena di sisi lain, Cipto berjasa dalam membasmi wabah pes di Malang pada masa itu sehingga diberi penghargaan.

Namun, hal ini tidak membuat Cipto berhenti menentang pemerintah Belanda.

3. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Suwardi Suryaningrat. Ia merupakan keturunan bangsawan, Pangeran Suryaningrat, putra pertama Paku Alam III, sehingga memiliki akses pendidikan yang baik dengan bersekolah di ELS.

Kemudian, ia melanjutkan sekolah ke STOVIA yang merupakan sekolah kedokteran, tetapi memiliki minat pada dunia jurnalistik.

Maka dari itu, ia suka mengirim tulisan ke berbagai media massa, termasuk tulisan yang mengkritik pemerintah Belanda.

Tujuan Indische Partij

Secara umum, Indische Partij berperan penting dalam membangkitkan kesadaran politik dan nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia.

Berikut tujuan organisasi Indische Partij, dikutip dari buku Sejarah 2 SMP Kelas VIII (2007).
  • Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan semua golongan.
    Menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme rakyat guna memajukan tanah air.
    Mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
    Akhir perjuangan Indische Partij

Dalam perjalanannya, Indische Partij terus menyuarakan kesetaraan dan perlakuan tak adil Belanda kepada masyarakat Indonesia.

Lantaran dianggap terlalu radikal dan membahayakan pemerintah Belanda, Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ditangkap dan dikenakan hukuman buang (internir) ke Belanda pada Agustus 1913.

Kepergian tokoh Tiga Serangkai ini berpengaruh besar terhadap kegiatan Indische Partij. Dengan diasingkannya mereka, berakhirlah kiprah Indische Partij di Indonesia.

Organisasi ini kehilangan basis massanya dan dibubarkan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Demikian sejarah latar belakang, tokoh pendiri, tujuan, hingga akhir perjuangan Indische Partij.